Puisi : Ikan Di Padang Pasir ( Cinta )

Ikan Di Padang Pasir
Oleh : M.Akmaluddin.N

 
Melangkah pergi hati ditinggal
Seperti luka yang terbuka lebar
Semakin jauh jaraknya
Semakin sakit
 
Biar tahu rasa ia
Seperti ikan di padang pasir
Kekeringan meminta hujan
Mulut menganga tersiksa
 
Mereka tahu
Ikan menganga menderita
Samudra tempat ia meminta
Namun hanya fatamorgana
 
Mereka tahu
Rasa pernah ada
Cinta pernah buta
Tapi tak pernah bersama
 
Biar tahu rasa ia
Seperti hamba di tengah malam
Bersujud bertasbih pada-Nya
Mulut berdoa mengharap cinta
 
Bekasi,2016 - M.A.N

Puisi : Serdadu Hari Raya (Agama,Sosial)

Serdadu Hari Raya
Oleh : M.Akmaluddin.N

 
Pagi kembali mengusir malam
Sang surya datang tuk mengusir kegelapan
Takbir mengantar syahdu kemenangan
Burung-burung datang bernyanyi damai
 
Entah bagaimana suasana berubah
Embun pagi berubah menjadi asap
Air berubah menjadi api
Putih menjadi hitam
Kegembiraan jadi tangisan
 
Burung-burung bernyanyi lara
Tangisan di Timur Nusantara
Seisi dunia mengundang tanya
Mengapa ada duka dihari raya?

Jakarta,2015

Puisi : Kaki-Kaki tanpa Kepala (pemerintah)

Kaki-kaki Tanpa Kepala
Oleh : Muhammad Akmaluddin.N
 
Berjalan lurus terseok-seok
Tangan mendekap harap-harap cemas
Perut bergetar tanda kekacauan
Kepala lepas tanda keruntuhan
 
Kaki-kaki tanpa kepala
Tangan mencari dimana kepala
Tahunya dibuang oleh penguasa
Agar mereka mencari sengsara
 
Tangan lusuh penuh tanah
Kerah berdasi penuh darah
Perut keroncongan penuh amarah
Perut buncit penuh masalah
 
Bekasi,29 Maret 2016

Puisi : Periode Terakhir (Sosial)

Periode Terakhir
Oleh : M.Akmaluddin.N
 
Zaman edan, oh zaman edan!
Berteriak kencang dengan lancang
Filosofi mereka seperti kacang
Dapatkan isi, kulit dibuang

Zaman edan, oh zaman edan!
Mulut menggonggong, lidah meruncing
Mata tertutup, bibir menggunjing
memakan bangkai saudara sendiri

Zaman edan, oh zaman edan!
Mulut dibuka, otak di kunci
Melempar batu, tangan sembunyi
Hingga berdusta pada orang tua sendiri
Zaman edan, oh zaman edan!
 
Bekasi, 2016-M.A.N

Puisi = Menutup Mata (Cinta)

MENUTUP MATA
Oleh :M.A.N
 
Air mengalir seperti tanpa henti
Aku kembali menutup mata
Untuk apa bunga terahkir di berikan
Jika hanya untuk kau terawakan
Pupus....
 
Daun terahkir jatuh tanpa sisa
Aku kembali menutup telinga
Untuk apa cinta terahkir di katakan
Jika hanya kau anggap sebagai gurauan
Pupus....
 
Aku tak mau tahu
Aku tak mau melihat
Aku tak mau mendengar
Semua telah pupus....
Pupus....
 
Bekasi,2016-M.A.N

Puisi : Akhir Kisah Rantauan (Sosial)

Akhir Kisah Rantauan

Oleh : M.Akmaluddin.N

Seperti asing
Ketika kaki melangkah kembali
Ke rumah yang dahulu dihuni
Ke rumah yang kini dinanti-nanti

Namun, Ketika kaki melangkah
Aku seperti kehilangan arah
Seperti anjing tak bertuan
Pikiran kacau tak karuan


Seperti asing
Semua melihat tanpa sapa dan tanya
Seperti lenyap suka dan duka
Terlihat hilang canda dan tawa

Ajarkan aku untuk kembali pulang
Akan aku ajarkan mereka cara kembali tersenyum
Akan aku ukir dalam kenangan
Akhir kisah rantauan.
 
Bekasi,2016-M.A.N




Puisi : Suara Bisu Dari Masa Lalu (Sosial)

Suara Bisu Dari Masa Lalu
Oleh : M.Akmaluddin.N
 
Kata kata mereka terus terngiang di telinga
Masih terasa panas api membara  bergejolak di dada mereka
Masih terdengar jelas suara mereka, lantang membela negeri tercinta
Tak peduli caci maki mereka dapatkan
Tak peduli nyawa harus di korbankan
 
Hingga Jarum jam mengubah waktu
Hingga Kini mereka menjadi abu
Menangis meratapi negeri sendiri
Berisi pemuda pemudi tak tahu diri
 
Apakah aku gila?
Mendengarkan jeritan tangisan mereka?
Dan Menyanyikan lagu yang tak ada artinya?
Tidak! Karena negeri ini bisu tak tahu malu
Yang membisu dimakan waktu
 
Jalan kalian masih lenggang
Wahai pemuda pemudi garang
Jangan karena tersandung karang
Jalan kalian menjadi pincang
 
Bekasi,2016-M.A.N
Powered by Blogger.

Menu - Pages

Blogroll

About

Blogger templates

BTemplates.com

Flickr Images

Facebook Like Box

Popular Posts