Puisi : Rasa

RASA

Aku pikir itu akhir
Akhir pencarian dan penantian
Akhir dari rasa yang tenggelam
Akhir dari kata yang tertahan


Di awal terlihat ceria
Dipertemukan oleh nada
Tanpa ada kata-kata
Aku jatuh cinta


Namun , aku tak tahu
Ada burung lain hinggap di sana
Mencoba merayu senja
Dengan berbagai cara


Aku tidak mau antri di awal
Sepertinya aku lebih suka di akhir
Bukanya tak mau berjuang
Tapi aku hanya ingin jadi akhir pencarian.


Bolehkah ku bertanya?
Dapatkah kita sering berbicara
Walau hanya beberapa kata
Aku ingin bermakna


M.A.N
2016

Puisi : Cinta, Damai, Sunyi

Cinta Damai Sunyi

Berjalan bersama gelap nya awan
Menyusuri pepohonan dikala mengigil
Tiba di sebuah tempat bernama hati


Cinta bisa membuat damai
Dan kesunyian adalah damai
Seakan menari bersama cinta
Tak perlu ramai

Yang hanya dapat merusak jiwa

Sunyi telah menemukan kedamaian


- Rizkillah Maulidina. 2016 -

Puisi : Menari Bersama Hujan

Menari Bersama hujan
Oleh : M.Akmaluddin.N


Diam , sunyi , sepi
Seperti saudara sendiri
Diamana, kemana 
Tak diundang datang sendiri

Hujan datang menyapa sepi
Temani tangis padamkan api
Aku hanya ingin dengan hujan
Tapi terserah awan

Terang , damai , dan sejuk
Terlihat di ujung derasnya hujan
Tapi? Akankah itu jadi milikku?
Tapi terserah hujan

Ambigu lahir dalam tanya
Mencari terang dalam gelap
Atau mencari gelap dalam terang?
Itu membingungkan

Biarkan hujan temani aku
Lewati anehnya ambigu 
Biar derasnya Tutupi aku
Yang menari bersamanya


Bekasi, 2016 -M.A.N




Puisi : Balada Akhir Sekolah (Sosial)

Balada Akhir Sekolah
Oleh : M.Akmaluddin.N
Yang putih yang abu-abu
Kesana-sini pasti bawa buku
Ada yang rajin cari ilmu
Tapi ada yang malas tak bermutu
Pergi gelap pulang gelap
Otak bekerja walau tak berkeringat
Setiap sujud doa terpanjat
Biar takdir tidak hitam pekat
Yang putih yang abu-abu
Lepas ini mau tak mau
Bekerja sendiri merangkai asa
Agar di depan tak putus asa
Setiap coretan jadi bekal
Setiap candaan jadi penyegar
Arsiteki diri sendiri
Agar di depan tak malu diri
Ada yang bilang ini akhir
Nyantanya ini baru awal
Awal..
Dari pemimpi menjadi pemimpin

©Bekasi,2016 M.A.N

Puisi : Ikan Di Padang Pasir ( Cinta )

Ikan Di Padang Pasir
Oleh : M.Akmaluddin.N

 
Melangkah pergi hati ditinggal
Seperti luka yang terbuka lebar
Semakin jauh jaraknya
Semakin sakit
 
Biar tahu rasa ia
Seperti ikan di padang pasir
Kekeringan meminta hujan
Mulut menganga tersiksa
 
Mereka tahu
Ikan menganga menderita
Samudra tempat ia meminta
Namun hanya fatamorgana
 
Mereka tahu
Rasa pernah ada
Cinta pernah buta
Tapi tak pernah bersama
 
Biar tahu rasa ia
Seperti hamba di tengah malam
Bersujud bertasbih pada-Nya
Mulut berdoa mengharap cinta
 
Bekasi,2016 - M.A.N

Puisi : Serdadu Hari Raya (Agama,Sosial)

Serdadu Hari Raya
Oleh : M.Akmaluddin.N

 
Pagi kembali mengusir malam
Sang surya datang tuk mengusir kegelapan
Takbir mengantar syahdu kemenangan
Burung-burung datang bernyanyi damai
 
Entah bagaimana suasana berubah
Embun pagi berubah menjadi asap
Air berubah menjadi api
Putih menjadi hitam
Kegembiraan jadi tangisan
 
Burung-burung bernyanyi lara
Tangisan di Timur Nusantara
Seisi dunia mengundang tanya
Mengapa ada duka dihari raya?

Jakarta,2015

Puisi : Kaki-Kaki tanpa Kepala (pemerintah)

Kaki-kaki Tanpa Kepala
Oleh : Muhammad Akmaluddin.N
 
Berjalan lurus terseok-seok
Tangan mendekap harap-harap cemas
Perut bergetar tanda kekacauan
Kepala lepas tanda keruntuhan
 
Kaki-kaki tanpa kepala
Tangan mencari dimana kepala
Tahunya dibuang oleh penguasa
Agar mereka mencari sengsara
 
Tangan lusuh penuh tanah
Kerah berdasi penuh darah
Perut keroncongan penuh amarah
Perut buncit penuh masalah
 
Bekasi,29 Maret 2016

Puisi : Periode Terakhir (Sosial)

Periode Terakhir
Oleh : M.Akmaluddin.N
 
Zaman edan, oh zaman edan!
Berteriak kencang dengan lancang
Filosofi mereka seperti kacang
Dapatkan isi, kulit dibuang

Zaman edan, oh zaman edan!
Mulut menggonggong, lidah meruncing
Mata tertutup, bibir menggunjing
memakan bangkai saudara sendiri

Zaman edan, oh zaman edan!
Mulut dibuka, otak di kunci
Melempar batu, tangan sembunyi
Hingga berdusta pada orang tua sendiri
Zaman edan, oh zaman edan!
 
Bekasi, 2016-M.A.N

Puisi = Menutup Mata (Cinta)

MENUTUP MATA
Oleh :M.A.N
 
Air mengalir seperti tanpa henti
Aku kembali menutup mata
Untuk apa bunga terahkir di berikan
Jika hanya untuk kau terawakan
Pupus....
 
Daun terahkir jatuh tanpa sisa
Aku kembali menutup telinga
Untuk apa cinta terahkir di katakan
Jika hanya kau anggap sebagai gurauan
Pupus....
 
Aku tak mau tahu
Aku tak mau melihat
Aku tak mau mendengar
Semua telah pupus....
Pupus....
 
Bekasi,2016-M.A.N

Puisi : Akhir Kisah Rantauan (Sosial)

Akhir Kisah Rantauan

Oleh : M.Akmaluddin.N

Seperti asing
Ketika kaki melangkah kembali
Ke rumah yang dahulu dihuni
Ke rumah yang kini dinanti-nanti

Namun, Ketika kaki melangkah
Aku seperti kehilangan arah
Seperti anjing tak bertuan
Pikiran kacau tak karuan


Seperti asing
Semua melihat tanpa sapa dan tanya
Seperti lenyap suka dan duka
Terlihat hilang canda dan tawa

Ajarkan aku untuk kembali pulang
Akan aku ajarkan mereka cara kembali tersenyum
Akan aku ukir dalam kenangan
Akhir kisah rantauan.
 
Bekasi,2016-M.A.N




Puisi : Suara Bisu Dari Masa Lalu (Sosial)

Suara Bisu Dari Masa Lalu
Oleh : M.Akmaluddin.N
 
Kata kata mereka terus terngiang di telinga
Masih terasa panas api membara  bergejolak di dada mereka
Masih terdengar jelas suara mereka, lantang membela negeri tercinta
Tak peduli caci maki mereka dapatkan
Tak peduli nyawa harus di korbankan
 
Hingga Jarum jam mengubah waktu
Hingga Kini mereka menjadi abu
Menangis meratapi negeri sendiri
Berisi pemuda pemudi tak tahu diri
 
Apakah aku gila?
Mendengarkan jeritan tangisan mereka?
Dan Menyanyikan lagu yang tak ada artinya?
Tidak! Karena negeri ini bisu tak tahu malu
Yang membisu dimakan waktu
 
Jalan kalian masih lenggang
Wahai pemuda pemudi garang
Jangan karena tersandung karang
Jalan kalian menjadi pincang
 
Bekasi,2016-M.A.N

Puisi : Sayap yang tak terbang (cinta)

Sayap Sayap Patah
Oleh : M.Akmaliuddin.N

Ketika senja pagi mengepakan sayapnya
Aku hanya terdiam melihatnya
Ketika daun terahkir di musim gugur jatuh
Aku hanya diam tak bisa mengaduh


Ketika sujud tak lagi berguna
Ketika doa tak lagi di percaya
Ketika cinta yang ada telah sirna
Akankah semua kembali seperti semula?

Semua rasa yang tercipta
Ku rasa sia-sia
Burung itu hancurkan tanpa sengaja
Tanpa melihat aku di sana

Aku hanya terdiam melihatnya
Sepasang burung menjalin asmara
Ku terlarut dalam bayangnya
Tapi tak ku dapat senyumnya
 
Jakarta,2016-M.A.N
Powered by Blogger.

Menu - Pages

Blogroll

About

Blogger templates

BTemplates.com

Flickr Images

Facebook Like Box

Popular Posts